Telur Asin merupakan makanan yang banyak disukai. Proses pembuatan telur asin menggunakan telur bebek yang dibekam selama tujuh hari. Telur direbus saat akan menyajikannya. Telur asin banyak dijumpai di pasar tradisional atau minimarket di seluruh Bali. Produksi telur asin ditekuni oleh mitra, Ibu Ni Ketut Mastini, salah satu pembuat telur asin dengan nama produk “Tulus”, dengan tempat kedudukan usaha di daerah Mengwi Badung. Sejalan dengan usahanya, UKM ini terkadang mengalami penurunan penjualan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan yang diperoleh dari pemasaran produk ke warung-warung tradisional. Dapat diamati bahwa pendapatan yang diperoleh tergantung pada penjualan ke warung-warung. Selain itu telur hanya bertahan maksimal empat hari dari mulai dipasarkan. Selain tentang penjualan, pencatatan keuangan tidak memiliki catatan terkait laba dan rugi. Memperhatikan situasi dan kondisi yang terjadi, solusi diusulkan adalah pelaksanaan pelatihan pemanfaatan media sosial sebagai media pemasaran serta pelatihan keuangan untuk mengetahui laporan laba rugi. Kegiatan ini, sesuai harapan, telah mampu memberikan peningkatan penjualan dan kemampuan menyusun pelaporan keuangan yang menyatakan laba rugi. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara pengukuran kemampuan mitra dalam penggunaan sosial media dan pelaporan laba rugi dengan excel. Hasil pengukuran sebesar 86% di mana UKM sudah mampu menggunakan sosial media dan excel.